Minggu, 29 Januari 2012 di 13.27 Diposting oleh Alif Roni 0 Comments

 
Grup yang berdiri pada 6 Mei 1996 ini pada awalnya adalah sekumpulan anak-anak sekolah dari beberapa SMA di Yogyakarta. Di awal berdirinya bersatulah lima anak muda, Duta (vokal) berasal dari SMA 4, Adam (bass) dari SMA 6, Eross (gitar) dari SMA Muhammadiyah I, Sakti (gitar) dari SMA De Britto, dan Anton (drum) berasal dari SMA Bopkri I. Mereka sepakat untuk membentuk sebuah band dan membawakan lagu-lagu dari kelompok Oasis, U2, Bon Jovi, Guns N' Roses, dll. Pada waktu itu juga, mereka telah memiliki beberapa lagu-lagu orisinal karya mereka sendiri dan mereka mencoba untuk memperkenalkan dan membawakan lagu-lagu tersebut dengan penuh rasa percaya diri di berbagai pentas.

Sampai saat ini juga, mereka masih sulit untuk menyebut warna musik apa yang sebenarnya dimainkan. Tetapi satu hal yang jelas adalah bahwa mereka berkeyakinan untuk memainkan "Sheila music", dimana ide-ide atau kreasi dalam bermusik dimunculkan secara spontan dan menampilkan lirik-lirik yang gampang dicerna serta konsep musik yang sederhana.

Pada awal berdirinya grup ini bernama "Sheila". Tidak lama kemudian, mereka menambahkan kata "Gank", hingga jadilah "Sheila Gank". Namun karena masalah 'sense', akhirnya nama mereka berganti menjadi "Sheila on 7", "on 7" berarti solmisasi alias 7 tangga nada (do re mi fa sol la si).

Sejak awal grup ini mencoba untuk tampil secara profesional. Dimulai dengan keterlibatan mereka dalam beberapa pentas musik, festival maupun pertunjukan komersil di DIY dan Jawa Tengah, baik di lingkup sekolah, kampus, serta panggung umum. Satu hal yang cukup meyakinkan dan membanggakan adalah keikutsertaan mereka dalam program indie label "Ajang Musikal" (Ajang Musisi Lokal) di tahun 1997 milik Radio Geronimo 105.8 FM & G-Indie Production di Yogyakarta, dimana program ini adalah program sindikasi radio yang disiarkan oleh hampir 90 radio swasta di tanah air. Ajang Musikal adalah program radio yang menyiarkan lagu-lagu karya sendiri dari band-band lokal yang belum pernah rekaman komersial.


Dalam program ini mereka mendapat respons yang sangat positif, dimana request dari para pendengar untuk lagu karya mereka sendiri yaitu 'Kita', menempatkan mereka selama 3 bulan berturut-turut di tangga lagu Ajang Musikal G-Indie 10 pada bulan Maret, April, dan Mei 1997.

Menunjuk pada hal tersebut, "Sheila on 7" mampu untuk merefleksikan dirinya dan menjadikannya sebagai tolak ukur untuk ke jenjang yang lebih atas lagi yakni rekaman komersial. Dengan penuh keyakinan pula, Sheila on 7 memberanikan diri untuk menawarkan demotape serta proposal ke label Sony Music Indonesia, dan akhirnya kesempatan pun datang dengan dikontraknya Sheila on 7 untuk 8 album dengan sistem royalti.
Sumber bacaan diatas, klik disini 

Sheila on 7: Hasil Lelang Rp5,35 Juta untuk Kampung Halaman


Lelang sejumlah lagu dan sebuah gitar yang diadakan oleh Sheila on 7 (So7) dalam sebuah konser mereka pada Rabu (7/6) di Jakarta telah menghasilkan Rp5,35 juta untuk membantu memulihkan Yogyakarta dan sekitarnya, yang diguncang gempa 5,9 Skala Richter pada 27 Mei lalu.   
Konser di Hard Rock Cafe Jakarta itu, oleh grup yang kini terdiri dari Akhadiyat Duta Modjo (vokal), Eross Candra (gitar), Adam Muhammad Subarkah (bas), dan Brian Kresno Putro (drum) tersebut ditujukan untuk merayakan ulang tahun ke-10 grup itu, mengumumkan peredaran album baru mereka, 507, sekaligus menggalang dana bantuan untuk Yogyakarta dan sekitarnya.
So7 memang telah mencapai usia 10 tahun. Grup tersebut lahir di Yogyakarta pada 6 Mei 1996. Dalam perjalanan selama itu, mereka sudah mengeluarkan album-album Sheila on 7, Kisah Klasik untuk Masa Depan, 07 Des, Pejantan Tangguh, dan album baru 507, serta album soundtrack film layar lebar 30 Hari Mencari Cinta dan sebuah album the best.
Mereka juga telah kehilangan dua personel, yaitu Anton Widiastanto (drum) pada Oktober 2004 dan Saktia Ari Seno (gitar) pada April 2006. Anton dikeluarkan dengan alasan tak lagi dapat mengikuti aturan main dan visi So7 dalam bermusik, sedangkan Sakti memilih meninggalkan teman-temannya untuk mendalami agama.
Posisi yang tadinya ditempati oleh Anton segera diisi oleh Brian selaku drummer pendukung yang menggantikan Anton. Pada 2005, akhirnya Brian diangkat menjadi personel tetap So7.
Di lain sisi, So7 belum mau menggaet pemain lain untuk menjadi additional guitarist apalagi personel tetap pengganti Sakti. Keterlibatan terakhir Sakti adalah pada pembuatan album 507.
Asal tahu saja, album itu tidak melulu berisi lagu-lagu karya Eross. Sakti juga membuat Cahaya Terang untuk album tersebut. Lagu itu bercerita tentang pengalaman batinnya memelajari agama. Sementara itu, dari Adam ada Ingin Pulang dan Bingkisan Tuhan, serta dari Duta ada Kau Kini Ada.       
Dalam konser ulang tahun ke-10 So7 dan pengumuman rilis album 507, Duta, Eross, Adam, dan Brian, dibantu oleh seorang pemain keyboard dari luar So7, menyajikan sejumlah lagu dari album-album lama dan album baru.
Mereka membuka aksi dengan lagu lama Pejantan Tangguh. Lalu mereka melanjutkannya dengan sederet lagu. Sebut saja, Pemenang, lagu baru karya Eross untuk menyambut Piala Dunia 2006, lagu lama Bertahan di Sana, dan lagu baru Mantan Kekasih, juga ciptaan Eross.
Dari konser tersebut tertangkap bahwa permainan musik So7 makin matang dan Brian menambah power bagi mereka. Sayangnya, Duta masih suka kedodoran dalam berolah vokal. Ia masih suka sumbang atau tak kuat dalam meniti rangkaian nada.

Dalam konser itu So7 juga melelang lima lagu dan sebuah gitar akustik kepada mereka yang datang dalam rangka menggalang dana untuk membantu memulihkan Yogyakarta dan sekitarnya.
Tiga lagu menghasilkan Rp2,35 juta dari kantong mereka yang menonton konser tersebut. Lagu Dan terjual Rp600 ribu, Itu Aku Rp1,2 juta, dan Berhenti Berharap Rp550 ribu. Sementara itu, gitar akustik bertanda tangan para personel So7 ditawar paling mahal dengan harga Rp3 juta.
Masih dalam rangka membantu Yogyakarta dan sekitarnya, terang Duta, "Sony BMG Music Entertainment Indonesia (perusahaan rekaman yang merilis album 507) akan menyumbang sebagian, Rp100 juta, dari hasil penjualan album baru kami untuk Yogyakarta dan sekitarnya." Makanya, pesan Duta, "Doakan supaya album kami laku."
Sebelum mengadakan konser itu, So7 pun telah membagi rezeki mereka kepada para korban selamat di enam tempat terparah, termasuk di Kecamatan Pundong dan Kecamatan Patalan, Bantul. Sepulang dari tur Kalimantan, pada 2 Juni lalu mereka berkunjung ke Pundong dan memberi bantuan berupa keperluan sehari-hari.
Di samping itu, studio baru mereka, Studio Lahaneross, Kaliurang, yang tak rusak sedikitpun akibat gempa, mereka jadikan posko pengumpul dan penyalur bantuan. 
 

0 Responses so far.

Posting Komentar

Cari Blog Ini

detiknews

Pengikut

Total Tayangan Halaman